Senin, 17 Agustus 2009

God love the bomb???

Saya tidak akan menghakimi tuhan yang mana yang kamu yakini. Tuhan bagi saya sesuatu yang tidak bisa dipaksakan kepada mereka yang “ber-Tuhan lain”, atau mereka yang tidak “berTuhan” sama sekali.
dan saya menghormati kepercayaan yang kalian pilih.

Tapi mereka yang menganggap membunuh orang lain dengan bom, peledak, parang, celurit, panah atau apapun namanya dengan membawa – bawa nama “Tuhan” mereka sendiri, adalah sebuah arogansi dan keberTuhanan yang naïf, lemah, pengecut, barbar dan sama sekali tidak bisa dianggap pahlawan bagi “Tuhannya”

Bagaimana bila saya membunuh ibu seseorang karena saya percaya bahwa tuhan saya adalah pohon kelapa, dan mereka yang tidak percaya bahwa tuhan yang benar itu adalah tuhan pohon kelapa, haruskah saya penggal kepalanya?! Wow…apakah itu adil? Apakah adil, dengan membunuh orang bule hanya karena presiden amerika bermusuhan dengan satu agama di Indonesia. Saya muak dengan semua omong kosong tentang perang suci ini! The war is out there dude…

Ayolah…membunuh anak, ibu, ayah, saudara orang lain dengan sebuah alasan “sucinya sebuah perang” kedengarannya sangat naïf!

Membunuh atau bahkan melukai orang lain atau orang sesama orang Indonesia yang sebenar – benarnya tak ada hubungannya dengan dirimu sendiri sama sekali, bukanlah sesuatu yang pantas diagung – agungkan.

Mungkin “tuhan” mereka sedang teler sehingga membutuhkan “ummat”nya untuk bermandi darah atas “kesucian” namanya, dan mengira membunuh orang amerika adalah sesuatu yang suci…oh..come on!!

Sekarang kita sedang menyaksikan ke-barbaran mereka yang ber ”Tuhan”

THEIR “GOD” LOVE THE BOMB…?
peace!

It’s my opinion about suicide bombing in Jakarta few days ago. Of course I disagree with their brutal action with killing the innocent people just because they are the “western”, American, british…or whatever.
I’m really sick with their holy war, or their “god will” and most people in Indonesia has decry the bomber, and we still fight with it.

So please don’t be afraid to come and visit my country, we still have much love for all of you brother and sister
sorry for my english:D

peace!

Minggu, 09 Agustus 2009

Media di Tengah Kerasnya Ideologi Komunis Korea Utara

Selama ini kita mengenal Korea Utara sebagai salah satu negara yang paling tertutup di dunia. Negara ini hanya memiliki hubungan dengan sangat sedikit negara lain. Negara itu terisolasi dari pergaulan internasional, bahkan warganya tidak punya akses ke dunia luar. Komunis adalah ideologi dari negara ini, semua warga dipaksa hanya hanya menyembah pemimpin Korea Utara Kim Jong-Il, dan mendiang ayahnya, Kim Il-Sung. Ini berarti, tidak ada agama atau kepercayaan mana pun yang diizinkan berdiri di negeri Korea Utara. Tak terkecuali dengan medianya. Sangat tertutup, terisolasi, tidak adanya kebebasan dan sepenuhnya dikuasai oleh pemerintah. Media di negara ini berada di belakang kontrol dari kediktatoran Komunis. Media sepenuhnya dimiliki dan dikuasai oleh pemerintah. Orang-orang yang bekerja di media harus membawa propaganda rezim penguasa dalam pemberitaan. Mereka sama sekali tak bisa mengritik pemerintah atau membahas topik yang dianggap tabu. Tidak ada kebebasan berekspresi sama sekali di Korea Utara. Wartawan di Korea Utara yang tidak setia lagi kepada garis komunis dipecat, diintimidasi, dipenjarakan dan dibunuh. Pada masa awal kemerdekaan, situasinya tidak seburuk saat ini. Secara resmi, Undang-Undang Korea Utara memberikan kekuasaan politik kepada masyarakat. Namun, kekuasaan yang sesungguhnya berada di tangan Partai Komunis. Undang-Undang tersebut memang menjamin hak-hak seperti kebebasan pers akan tetapi pada kenyataannya 22 juta masyarakat di Korea Utara sangat dibatasi kebebasannya. Seluruh siaran radio dan televisi dikontrol secara ketat oleh Komite Penyiaran Pusat Korea. Semua stasiun radio yang dimiliki swasta "diatur" menjadi frekuensi pemerintah. Berita-berita terkini sering kali disembunyikan dari khalayak umum atau bahkan diubah isinya. Masyarakat acapkali tidak mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi sampai berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun sesudahnya. Jika dilihat dari sistem media yang dijalankan di korea utara, mereka menggunakan sistem pers otoritarian. Hal ini bisa dilihat dari fungsi pers yang tidak berjalan di korea utara. Selain itu, pers benar-benar digunakan sebagai alat proaganda pemerintah. Media massa adalah milik negara dan media sangat dikontrol dengan ketat semata-mata dianggap sebagai tangan-tangan negara.

Rabu, 22 Juli 2009

potret realitas dari ERK di album ke dua

Efek Rumah Kaca (ERK) kembali dengan album kedua, mereka Terus mengumandangkan revolusi di tiga bidang. Makin subversif dan provokatif. Cholil Mahmud (gitar,vocal), Adrian Yunan Faisal (bass,suara latar) dan Akbar Bagus Sudibyo (drum,suara latar) beraksi kembali. Kali ini, album kedua mereka, Kamar Gelap, dirilis oleh Aksara Record. ERK tetap dengan posisinya sebagai pemotret realitas yang merekam kegelisahan mereka. Tapi kali ini lebih terasa keras, cadas. Kamar Gelap adalah dua belas track terhebat yang pernah saya dengarkan. You know, kadang ada band yang punya dua atau tiga lagu bagus saja dalam satu album,tapi sudah jelas tidak berlaku untuk album Kamar Gelap. So let's dig it!!
1. Tubuhmu Membiru... Tragis
Pilihan lagu ini sebagai track pertama adalah keputusan yang pintar.Mereka tidak bernafsu untuk ngasih liat keragaman musik di album kedua, justru track ini semacam bridging dengan album pertama. Vokal Cholil benar -benar mengajak kita merasakan kehampaan, kekosongan. Apapun yang dilakukan orang yang sedang tinggi adalah artifisial, penuh delusi dan halusinasi, berakhir kaku dan mati. Perjalanan enam menit empat puluh sembilan detik  yang melelahkan tapi sangat indah.
2. Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa
It's a love song in a different point of view. Mereka sudah mengingatkan bahwa Jatuh Cinta Itu Biasa Saja, dan track kedua ini segera menghentak seakan ingin mengingatkan lagi jangan terlalu terobsesi dan terbuai sampai - sampai merasa pacarmu adalah malaikat. Yeah right ...more like Adolf Hitler atau at least sedang kerasukan rohnya. Kadang cinta dan bodoh sangat tipis bedanya, sekali kehidupan kita di take over sama orang, siap - siap dibawa menuju ruang hampa, di doktrin dan di brainwashed sampai tak mengenali diri sendiri lagi. Permulaan dari serunya musik ERK dimulai dari track ini.
3. Mosi Tidak Percaya
Kegeraman akan kegemaran sekelompok orang dengan omong kosong dan argumen super tolol dengan sentuhan punk didalam aransemennya. Anthem warga sebuah negara yang dipaksa memilih atas nama haram. Well you know what, dumbass?? Kami tidak sudi diperdaya kalau hanya untuk melegalkan kuasa kalian, and no... we don't believe that we're gonna go to fukkin hell just because we don't fukkin vote you. we're there because we're facist and racist or just plain stupid, now that makes more sense!!!
4. Lagu Kesepian
Aroma gelap album pertama kembali terasa di lagu Kesepian ini. Pesan yang disampaikan sederhana dengan lirik yang dalam, dan gue suka banget aransemennya yang sangat mewakili perasaan sepi. Ketika di keramaian ada rasa kesepian dan berharap ketika sendirian akan ada tenang, ternyata tak juga rasa itu ditemukan. Intinya, when you're lonely, you're fucked up.
5. Hujan Jangan Marah
Amazing track! Mereka tetap concern dengan isu lingkungan dengan cara yang luar biasa. Track berisi komunikasi dua arah antara ERK dan sang hujan yang nampaknya sudah murka dengan kelakuan kita. This is absolutely an everlasting flood song for us! Gue merinding sekali mendengar Cholil berteriak 'Hujan, hujan ... jangan marah' dengan latar suara Adrian. Gue rasa ini jenis do'a yang akan membuat Tuhan iba dan akhirnya mengabulkan doa kita. Coba kalo gue yang teriak - teriak ....Banjir bandang langsung kali ya bo!! Hehe!!
6. Kenakalan Remaja Di Era Informatika
Lagu dengan tunes yang menangkap kuping alias ear catching. Pas dipilih sebagai single pertama karena penyuka musik ERK akan segera menyadari adanya progress di materi album Kamar Gelap. Menyoroti tingkah laku anak - anak tolol yang hype akan tehnologi dengan kamera VGA kualitas rendah sejadi - jadinya. (oh seriously, I fukkkkiiin hate this VGA things! Jelek sekali!!!) tapi jatohnya malah norak. Tapi gue hanya ingin bilang ke ERK bukan cuma remaja saja yang gagap di era informatika. How about some of those dumbfucks? The so-called wakil rakyat yang juga sangat idiot mempertunjukkan kemaluan kecil mereka di depan kamera? Nafsu tak akan peduli apakah kau seorang remaja atau pejabat yang kelihatan taat pada agama.
7. Menjadi Indonesia
Judul lagu ini diambil dari buku karya Parakitri T Simbolon yang juga berjudul sama. Beneran ya, dua kali denger lagu ini dan lo nggak merasa terharu dengerin lagunya, coba segera cek ke psikiater siapa tau lo menderita AMWBBHS alias A Moron With a Black Black Heart Syndrome. Lagu ini terasa weird ketika sampai di bagian tengah, vokal Cholil dan ketukan drum Akbar terasa tidak seragam, tapi gue ingat betapa cerdasnya band ini dengan metafora dalam lirik lagunya, maka gue berasumsi sendiri ini adalah metafora dalam musik.Apa yang lo rasakan sebagai orang Indonesia tidak akan sama dengan yang ada di kepala ratusan juta orang lainnya. Malu, kagum, merangkul, meninggalkan .... track jenius tapi tidak pretensius.
8. Kamar Gelap
Sekaligus dijadikan sebagai judul album kedua Efek Rumah Kaca. Track ini semacam proses perjalanan sebuah meditasi dalam keheningan (taelaah bahasa gueee!!!). Kamar gelap tidak membicarakan sepi yang sejenis dengan yang ada dalam track Lagu Kesepian, tapi lebih pada mencari pencerahan. Menyendiri dalam kamar gelap, membenarkan posisi jiwa yang mulai nggak sehat.Direkomendasikan untuk spa, kelas yoga, dan orang - orang kantor yang dikirim atasannya untuk mengikuti program Quantum Training.
9. Jangan Bakar Buku
Peristiwa pembakaran buku kurikulum sekolah yang katanya melenceng dari sejarah (memangnya ada yang tidak melenceng di negara ini?) menginspirasi ERK untuk membuat lagu Jangan Bakar Buku. Apa hak orang - orang ini menyumpal jalannya ilmu ke otak anak - anak sekolah? Kenapa ada buku yang di bredel? Kenapa ada majalah yang dilarang beredar karena sekelompok orang barbar bilang jangan? Bukankah makin banyak tulisan dibaca akan membuat kita pintar? Dan kalau kita pintar kita akan tahu sendiri mana yang lurus, mana yang melenceng? Atau, mereka memang ingin kita tidak terlalu pintar dan tidak terlalu banyak tanya?
10. Banyak Asap Disana
Sekali lagi isu sosial diangkat ERK, ternyata bukan hanya hutan yang dibabat dan dibakar yang bikin sesak nafas. Kelakuan memperkaya tujuh turunan, urbanisasi yang menggila, kemiskinan kaum marginal, diceritakan dengan beat menghentak. Jutaan kali lebih berharga daripada jargon - jargon norak yang banyak bertebaran dipinggir jalan akhir - akhir ini.
11. Laki - Laki Pemalu
Gue langsung merasakan sound yang sangat familiar di lagu ini. Ketika gue cek bagian covernya, ternyata betul... lagu ini melibatkan Ade Paloh sebagai backing vocal dan Ramondo Gascaro pada keyboard. Mereka berdua adalah personel dari band Sore dan membawa atmosfer klasik pada lagu ini. Keren sekali!!
12. Balerina
Lagu penutup yang sangat segar. Secara komersil cukup punya kans untuk dijadikan single kedua. Memberi energi positif pendengarnya dalam menjalani kehidupan sehari - hari dengan mengambil metafora seorang balerina yang menciptakan tarian yang ekspresif, elegan dan santun.Lagu terakhir yang membuat gue sangat puas dengan seluruh materinya,lagu, lirik, progress secara musikal, dihadirkan Efek Rumah Kaca dengan kualitas audio yang keren.

so... apalagi yang perlu diragukan dari mereka??

band itu bernama efek rumah kaca

Amazed!! Mungkin satu kata itu yang mewakili kata hati saya ketika mendengar lagu-lagu dari “Efek Rumah Kaca” (ERK). Band Jakarta ini sedang banyak menjadi omongan orang-orang dan para kritikus musik. Dan kebanyakan testimonial orang-orang menyanjung musik yang mereka usung. Begitu juga dengan saya. Lagu “Di Udara”, yang terinspirasi dari sebuah film semi-documenter mengenai peristiwa meninggalnya tokoh pejuang HAM Munir, di sebuah pesawat udara, merupakan tembang pertama dari mereka yang menarik perhatian telinga saya. Bukan lantaran lagu ini bertema hukum dan HAM. Namun lebih ke penggunaan lirik bahasa Indonesia yang cerdas dan tidak biasa di dalamnya. Bahasa Indonesia yang dikemas secara puitis dalam setiap bait lagu-lagu mereka adalah salah satu kelebihan dari band ini.
Efek Rumah Kaca yang beranggotakan Cholil (Vokal/Gitar), Adrian (Bass/Back.Vokal), dan Akbar (Drum/Back.Vokal) mengawali band mereka pada tahun 2001. Mulanya, band ini bernama “Hush”, lalu kemudian menjadi “Superego”. Karena mereka sudah mendengar ada band lain yang menggunakan nama yang sama, mereka memutuskan untuk berganti nama menjadi “Efek Rumah Kaca” pada tahun 2006. Nama ERK sendiri diambil dari salah satu judul lagu yang mereka ciptakan. Sebenarnya ERK sudah merekam lagu-lagunya sejak tahun 2004. Namun baru pada tahun 2007 ini, mereka memutuskan untuk merilis album dibawah payung Pavilliun Records, label yang sebelumnya pernah merilis album Dear Nancy, D’Zeek, dan The Safari.
Konsep minimalis dalam lagu-lagu mereka diracik dengan maksimal, walaupun banyak orang-orang yang mengkategorikan post-rock sebagai genre yang mereka usung. Bahkan ada juga yang menyebut warna musik mereka shogaze, termasuk saya. Mungkin karena tone lagu mereka yang low tempo dan bernuansa agak kelam membuat saya berpikir demikian. Namun mereka tetap beranggapan bahwa musik yang mereka usung beraliran po. But, isn’t just a pop, I think.
Buat saya, ERK menawarkan musik pop yang benar-benar baru. Musik mereka membunuh kebosanan telinga penikmat musik Indonesia akan lagu-lagu pop yang begitu-begitu saja. Tema-tema social, politik, dan keseharian banyak mempengaruhi materi album perdana mereka. Lirik lagu dengan bahasa Indonesia yang puitis dan cerdas, sekali lagi merupakan kekuatan dari lagu-lagu ERK. Hampir semua lagu yang ada di album pertama mereka ini diciptakan oleh Cholil. Ada delapan lagu yang diciptakan olehnya, termasuk juga sebagian besar liriknya. Cholil ingin mengangkat tema dengan lirik yang tidak biasa dan dengan struktur bahasa Indonesia yang tidak biasa juga. Dengar saja lagu “Jalang” yang terinspirasi dari ketidaksetujuan mereka terhadap isu RUU APP. Lalu ada juga “Belanja Sampai Mati” yang memotret pola hidup konsumerisme di kalangan masyarakat. Tak hanya tema-tema social, mereka juga menciptakan lagu bertema cinta. Tapi lagu cinta yang mereka ciptakan tidak seperti lagu-lagu cinta yang kebanyakan beredar dipasaran. Lagu “Jatuh Cinta Itu Biasa Saja” salah satunya. Lagu cinta ini terinspirasi dari kejenuhan akan lagu-lagu cinta yang menggunakan kalimat-kalimat metafora yang berlebihan. Mereka menggambarkan bahwa jatuh cinta itu adalah proses yang biasa-biasa saja.
Selain itu ada juga lagu yang berjudul “Cinta Melulu”, yang menyindir trend lagu band-band Indonesia sekarang yang tidak pernah keluar dari tema cinta dan sakit hati yang selalu mendayu-dayu. Yeeah,…mungkin karena kita kuping melayu, jadi suka yang sendu-sendu… Kemudian ada juga lagu “Sebelah Mata” yang merupakan buah karya Adrian (bass), bercerita tentang pengalaman pribadi Adrian saat mengalami penurunan penglihatan pada sebelah matanya. Ada juga lagu “Desember” yang didorong oleh keinginan membuat lagu balada dan bercerita tentang kesetiaan dan kesabaran akan segala sesuatu yang kita jalani. Dan ada beberapa lagu lagi yang sepertinya harus kalian dengarkan sendiri. Tidak ada yang merekomendasikan band ini sebelumnya kepada saya. Karena lagu-lagu mereka seolah memperkosa telinga saya dan tak mau berhenti melantun di dalamnya. Tapi kini saya merekomendasikan ERK untuk kalian dengarkan. Bukan lantaran saya tergila-gila dengan band ini, tapi karena mereka memang layak direkomendasikan. Testimonial saya: It’s amazing album from amazing pop band. They’re genius and brilliant. Band-band sekarang mungkin sulit untuk untuk menulis lirik yang indah dan berkualitas dengan bahasa Indonesia. Dan mungkin itu pula yang menyebabkan band-band sekarang lebih memilih menggunakan bahasa Inggris dalam lirik-lirik lagu mereka. Tapi ini nggak berlaku sama ERK. Mereka bisa membuktikannya dengan lantunan bait-bait lagu yang indah. Menurut mereka (ERK), bahasa Indonesia itu sangat indah dan kaya jika kita mau menguliknya lebih jauh. “Kami ingin memberikan warna musik yang baru pada kuping penikmat musik di Indonesia dengan menunjukkan bahwa masih banyak yang dapat digali dari musik Indonesia.” Cholil mengatakan ERK mencoba mengajak para pendengarnya untuk membuat satu perubahan. Tema social, politik, keseharian bahkan cinta, mereka coba kemas dalam nuansa musik pop agar lebih mudah diterima. Tapi sekali lagi saya katakan, ini bukan musik pop yang biasa kalian dengar. It’s another pop song. Saya menjagokan mereka menjadi the next big thing. Sebuah band yang patut dipertimbangkan. Selamat berjuang!!!

Rabu, 08 Juli 2009

Teori Pers Soviet Komunis

Pada teori pers soviet komunis kekuasaannya bersifat sosial, karena berpegang pada kebenaran teori marxis. Teori ini berkembang di Uni Soviet, walaupun ada kesamaannya dengan yang dilakukan Nazi dan Italia Fasis. Teori ini terbentuk dari pemikiran Marxis, Leninis, dan Stalinis dengan campuran pikiran Hegel, dan pandangan orang Rusia abad 19. Teori Pers Komunis menyatakan, bahwa pers merupakan alat pemerintah dan bagian integral dari negara, sehingga pers harus tunduk kepada pemerintah. Orang-orang soviet mengatakan bahwa pers nya bebas untuk menyatakan kebenaran. Tujuan utama dari media massa adalah memberi sumbangan bagi keberhasilan dan kelanjutan dari sistem sosialis Soviet, dan terutama bagi kediktatoran Partai. Yang berhak menggunakan media massa adalah anggota-anggota partai yang loyal dan ortodoks. Media massa dikontrol melalui pengawasan dan tindakan politik atau ekonomi oleh pemerintah. Media massa dilarang melakukan kritik-kritik terhadap tujuan partai yang dibedakan dari taktik-taktik partai. Dalam hal ini, pers Soviet harus melakukan apa yang terbaik bagi partai dan mendukung partai sebagai sikap dan perbuatan moral yang berorientasi pada kepentingan rakyat. Pada sistem pers ini, media massa adalah milik negara dan media sangat dikontrol dengan ketat semata-mata dianggap sebagai tangan-tangan negara.

Made Gilang Darma Wijaya / kelas B/ 153070078

Teori Pers Tanggungjawab Sosial

Teori Pers Tanggungjawab Sosial merupakan pengembangan sekaligus kritik terhadap teori pers libertarian. Teori ini berkembang di Amerika Serikat pada abad ke-20. Prinsip penciptaan ruang publik menjadi dasar paradigma tanggung jawab sosial. Pers harus menjamin kesetaraan akses semua pihak untuk berbicara lewat media, terutama tentang konflik-konflik sosial. Tujuan utama dari media massa adalah memberi informasi, menghibur dan berjualan, tetapi tujuan utamanya adalah mengangkat konflik sampai tingkatan diskusi. Teori ini mengatakan bahwa semua orang berhak menggunakannya, dan berhak mengeluarkan pendapatnya. Kontrol terhadap media diletakkan pada opini masyarakat, preferensi konsumen, dan etika profesional. Media massa dilarang melakukan invasi serius terhadap hak-hak perorangan yang dilindungi dan terhadap kepentingan vital masyarakat. Kepemilikan media massa dikuasai oleh perorangan, kecuali jika pemerintah harus mengambil demi kelangsungan pelayanan terhadap masyarakat. Media massa harus menerima tanggungjawabnya terhadap masyarakat; dan kalau tidak, harus ada pihak yang mengusahakan agar media mau menerimanya. Untuk menjamin kepentingan umum, dimungkinkan adanya intervensi negara secara terbatas. Menariknya, paradigma tanggung jawab sosial juga merekomendasikan pembentukan badan independen yang akan memantau dan menilai tanggung jawab sosial pers.

Made Gilang Darma Wijaya / kelas B / 153070078

Senin, 29 Juni 2009

Kelebihan Dan Kekurangan Teori Pers Otoritarian Dan Libertarian

Pada dasarnya, segala sesuatu di dunia ini bagaikan dua sisi keping mata uang yang berbeda. Baik-buruk, positif-negatif, memiliki kekurangan dan kelebihan. Begitu juga halnya dengan teori pers, baik itu otoritarian maupun libertarian. Masing-masing memiliki kekurangan dan juga kelebihan. Berikut ini saya coba menyampaikan analisisnya.
Kelebihan Teori Per Otoritarian :
1.Media lebih terkontrol dalam pemberitaannya.
2.Menghindari adanya persaingan yang tidak sehat diantara media.
3.Pemerintah dapat menjalankan tugasnya tanpa ada tuntutan atau kritikan yang biasanya disampaikan melalui media.
Kekurangan Teori Pers Otoritarian :
1.Tidak adanya nilai-nilai universal di dalam kebebasan pers.
2.Media hanya menjadi tirani dan alat kepentingan bagi penguasanya.
3.Pers tidak dapat menjalankan fungsi kontrol sosialnya.
4.Pers tidak dapat secara bebas menjalankan fungsinya sebagai penyebar informasi, mendidik, dan menghibur.
Kelebihan Teori Pers Libertarian :
1.Pers lebih bersifat independen dan tidak berpihak pada penguasa.
2.Pers pada akhirnya akan lebih memihak pasar
3.Pers lebih dapat menjalankan fungsinya sebagai kontrol sosial, penyebar informasi, Pendidik, dan penghibur.
Kekurangan Teori Pers Libertarian :
1.Media massa pada sistem ini hanya mencari keuntungan sebesar-besarnya karena tujuan sebenarnya adalah pengakumulasian modal
2.Terjadinya persaingan yang tidak sehat antar pers dalam menyampaikan informasi.
3.Adanya kebebasan yang berlebihan dari media karena kontrol dilakukan oleh media itu sendiri


Made Gilang Darma Wijaya / !53070078 / Kelas B